2. Dalam penelitian diperlukan teori, apakah syarat teori
yang baik dalam contoh di atas menurut Anda dan berikan
alasannya.
3. Sebagai calon guru, masalah pendidikan apakah di bidang
Anda yang dapat diteliti. Paparkan dan berikan alasannya.
4. Buatlah jurnal hasil penelitian pendidikan kejuruan Anda yang
dikaji dari skripsi di jurusan alumni Anda.
Jawab
1. Contoh masalah yang saya bahas yaitu kurangnya fasilitas pembelajaran.
Untuk memecahkan masalah tersebut yaitu dengan menerapkan lima sumber pengetahuan.
a) Pengalaman
Maksud dari pengalaman disini adalah dengan melihat fasilitas
pembelajaran yang ada sebelumnya, dari pengalaman kelengkapan fasilitas
pembelajaran sebelumnya dapat mengatasi kurangnya fasilitas pembelajaran
yang sekarang karena dengan melihat kurangnya fasilitas sebelumnya,
kita dapat melengkapi fasilitas-fasilitas yang kurang untuk kedepannya
demi menunjang pembelajaran yang baik.
b) Otoritas
b) Otoritas
Dalam hal ini, masalah yang dibahas yaitu kurangnya fasilitas
pembelajaran dapat dipecahkan dengan adanya otoritas, yakni pembenaran
hak untuk adanya pelaksanaan pelengkapan dan pembaruan fasilitas
pembelajaran dari pihak yang berwenang dan ahli dalam mengelola
fasilitas pembelajaran tersebut, bukan dari pihak lain yang bukan
bidangnya dalam mengelola fasilitas pembelajaran sehingga kelengkapan
fasilitas pun akan terjamin.
c) Berpikir Deduktif
Berpikir deduktif sendiri artinya adalah berpikir dari hal umum ke hal khusus. Penerapan untuk pemecahan masalah yang saya bahas adalah pihak pengelola fasilitas pembelajaran haruslah berpikir luas secara umum, seperti memikirkan kenyamanan dan respon dari pihak-pihak yang menggunakan fasilitas pembelajaran tersebut, agar bisa mendapat kesimpulan lebih rinci, fasilitas apa yang kurang.
d) Berpikir Induktif
Yaitu berpikir meluas, dari khusus ke umum. Jika diterapkan dalam memecahkan masalah yang saya bahas, pengelola fasilitas pembelajaran harus memikirkan detail-detail dari fasilitas-fasilitas yang dimiliki, apakah kelengkapan per fasilitas sudah lengkap ataukah belum. Setelah setiap fasilitas terdata kelengkapannya, maka dapat disimpulkan lengkap atau tidaknya fasilitas pembelajaran tersebut secara keseluruhan.
Yaitu berpikir meluas, dari khusus ke umum. Jika diterapkan dalam memecahkan masalah yang saya bahas, pengelola fasilitas pembelajaran harus memikirkan detail-detail dari fasilitas-fasilitas yang dimiliki, apakah kelengkapan per fasilitas sudah lengkap ataukah belum. Setelah setiap fasilitas terdata kelengkapannya, maka dapat disimpulkan lengkap atau tidaknya fasilitas pembelajaran tersebut secara keseluruhan.
e) Berpikir Ilmiah
Dalam berpikir ilmiah, ada 2 pendekatan untuk memecahkan masalah yang saya bahas. Pertama adalah pendekatan kuantitatif, yakni menyusun hipotesis masalah yang dibahas yang selanjutnya dibuktikan secara induktif yang sudah dibahas sebelumnya. Kedua adalah pendekatan kualitatif, yakni melakukan penelitian terhadap masalah yang dibahas, yang selanjutnya dibandingkan dengan teori deduktif yang sudah dibahas sebelumnya.
Dalam berpikir ilmiah, ada 2 pendekatan untuk memecahkan masalah yang saya bahas. Pertama adalah pendekatan kuantitatif, yakni menyusun hipotesis masalah yang dibahas yang selanjutnya dibuktikan secara induktif yang sudah dibahas sebelumnya. Kedua adalah pendekatan kualitatif, yakni melakukan penelitian terhadap masalah yang dibahas, yang selanjutnya dibandingkan dengan teori deduktif yang sudah dibahas sebelumnya.
2.
Syarat teori yang baik untuk masalah yang saya bahas adalah teori yang
mencangkup luas masalah fasilitas pembelajaran, alasannya fasilitas
belajar atau fasilitas pembelajaran itu sangat mempengaruhi kegiatan
pembelajaran, karena cangkupannya sangat luas, jadi setiap cangkupan
tersebut haruslah bisa mengkontribusi kegiatan dan keberhasilan belajar
bagi semua pihak yang terlibat.
Contoh teorinya di bawah ini:
Menurut Oemar Hamalik (2003) terkait fasilitas belajar sebagai unsur penunjang belajar, bahwa: “Ada tiga hal yang perlu mendapat perhatian kita, yakni media atau alat bantu belajar, peralatan-perlengkapan belajar, dan ruangan belajar. Ketiga komponen ini saling mengait dan mempengaruhi. Secara keseluruhan, ketiga komponen ini memberikan kontribusinya, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama terhadap kegiatan dan keberhasilan belajar….”.
Contoh teorinya di bawah ini:
Menurut Oemar Hamalik (2003) terkait fasilitas belajar sebagai unsur penunjang belajar, bahwa: “Ada tiga hal yang perlu mendapat perhatian kita, yakni media atau alat bantu belajar, peralatan-perlengkapan belajar, dan ruangan belajar. Ketiga komponen ini saling mengait dan mempengaruhi. Secara keseluruhan, ketiga komponen ini memberikan kontribusinya, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama terhadap kegiatan dan keberhasilan belajar….”.
3.
Masalah yang bisa diteliti tentunya sangat banyak. Yang saya ambil
adalah kurangnya atau tidak memadainya fasilitas pembelajaran, alasannya
adalah dalam kegiatan pembelajaran, hal utama yang menjadi sorotan
adalah fasilitasnya karena orang sebelum belajar selalu memperhatikan
keadaan lingkungan dan fasilitas sebelumnya, agar bisa menunjang
kelancaran dan keberhasilan belajar.
4. Jurnal dari kripsi alumni jurusan saya.
0 Komentar